5 Ciri-Ciri Orang Lebih Suka Melajang
Siapa sih orang yang mau melajang terus? Mungkin Anda tidak menyadari, atau tidak memercayainya, tetapi ada orang yang membiarkan dirinya terus melajang dan menikmatinya. Bagaimanapun juga, tidak semua lajang merasa tidak bahagia, atau ingin serius mencari pasangan hidup. Sebagian orang yang lain terjebak dalam kehidupan lajang tanpa tahu bagaimana keluar dari zona tersebut.
Jika Anda sempat merasakan kebahagiaan saat melajang, kehidupan berpasangan terasa kurang menarik karena situasinya sangat berbeda. Banyak perempuan yang kesal karena rencana liburan bersama teman-teman perempuan batal karena teman Anda harus menemani anak yang sakit atau ada keluarga yang harus diurusi. Ini baru salah satu contoh saja.
Kebiasaan melajang ini terlalu ringan untuk dirasakan, sampai akhirnya situasi itu terlalu kuat untuk didobrak. Semakin lama Anda hidup sendiri, semakin kuat perasaan individual ini. Seberapa pun besarnya usaha Anda untuk meyakinkan diri bahwa Anda ingin membina hubungan, dorongan untuk hidup bebas tanpa ikatan tetap muncul. Anda membuat suatu rasionalisasi bahwa kehidupan berpasangan hanya mengurangi kebebasan Anda. Padahal, rasionalisasi ini diciptakan oleh pikiran Anda sendiri untuk membuat kebiasaan melajang Anda tetap berjalan.
Nah, bila Anda mengalami hal-hal di bawah ini, berarti Anda memang mulai kecanduan.
1. Merasa tak ada pria yang cukup baik untuk Anda. Anda selalu menganggap pria yang Anda kenal terlalu tua, terlalu muda, terlalu pas-pasan (gajinya), terlalu "mas-mas" (cara dandannya), terlalu cempreng (suaranya), dan lain sebagainya. Terlalu picky membuat Anda tidak bisa menemukan seseorang karena tidak ada orang yang sempurna. Namun, Anda merasa berhak bersikap picky karena bagaimanapun Anda tak boleh sembarangan menerima pinangan seorang pria.
2. Selalu tertarik pada pria beristri. Jika Anda selalu merasa bahwa satu-satunya orang yang Anda sukai adalah yang tidak memiliki masa depan dengan Anda, artinya Anda punya masalah besar. Anda tidak mungkin menginginkan cinta, tetapi mengejar orang yang tidak mampu memberikan cintanya secara utuh untuk Anda kan? Akhirnya, Anda menikmati saja status sebagai kekasih gelap pria beristri.
3. Menjadi sosialita sepanjang waktu. Anda sengaja mengisi buku agenda dengan banyak acara sosial, dan menghadirinya bersama teman-teman pria ataupun wanita. Anda berharap untuk bisa bertemu seorang pria di ajang-ajang sosial ini. Hal ini tidak akan berhasil karena jauh di lubuk hati sebenarnya Anda tidak benar-benar siap bertemu pria yang memenuhi harapan Anda.
4. Kecanduan bekerja. Kebalikan dari si sosialita tadi, jika Anda kelewat sibuk dengan pekerjaan atau bisnis Anda, Anda tidak akan menyediakan waktu untuk bersenang-senang. Ambisius, atau punya tujuan yang ingin dicapai dalam karier memang baik, tetapi banyak orang yang akhirnya membenamkan diri dalam pekerjaan untuk menghindari keintiman dari hubungan romantis.
5. Bersembunyi. Menghadiri acara-acara kencan kilat atau berkencan lewat dunia maya sebenarnya bukan pilihan para lajang. Sebab, situasinya tidak nyaman. Namun, bersosialisasi dan berkencan dengan pria-pria baru membutuhkan keberanian karena Anda harus keluar dari zona nyaman Anda. Anda tidak ingin melakukan "PR" Anda, tetapi keengganan ini juga menjadi alasan lain untuk menghindari hubungan yang nyata.
Untuk mendobrak kecanduan ini, yang perlu Anda lakukan pertama kali adalah menerima kenyataan bahwa Andalah yang menciptakan problem percintaan Anda sendiri. Kemudian, tanya pada diri Anda sendiri, mengapa Anda begitu takut membina hubungan lagi. Sembuhkan lebih dulu rasa sakit hati yang membuat Anda ragu untuk memasuki hubungan romantis dan terbuka terhadap pengalaman sosial. Terakhir, bayangkan ketika Anda berada dalam hubungan yang sehat. Tidak selamanya hidup berpasangan atau berkeluarga itu tidak menggairahkan, lho.
1. Merasa tak ada pria yang cukup baik untuk Anda. Anda selalu menganggap pria yang Anda kenal terlalu tua, terlalu muda, terlalu pas-pasan (gajinya), terlalu "mas-mas" (cara dandannya), terlalu cempreng (suaranya), dan lain sebagainya. Terlalu picky membuat Anda tidak bisa menemukan seseorang karena tidak ada orang yang sempurna. Namun, Anda merasa berhak bersikap picky karena bagaimanapun Anda tak boleh sembarangan menerima pinangan seorang pria.
2. Selalu tertarik pada pria beristri. Jika Anda selalu merasa bahwa satu-satunya orang yang Anda sukai adalah yang tidak memiliki masa depan dengan Anda, artinya Anda punya masalah besar. Anda tidak mungkin menginginkan cinta, tetapi mengejar orang yang tidak mampu memberikan cintanya secara utuh untuk Anda kan? Akhirnya, Anda menikmati saja status sebagai kekasih gelap pria beristri.
3. Menjadi sosialita sepanjang waktu. Anda sengaja mengisi buku agenda dengan banyak acara sosial, dan menghadirinya bersama teman-teman pria ataupun wanita. Anda berharap untuk bisa bertemu seorang pria di ajang-ajang sosial ini. Hal ini tidak akan berhasil karena jauh di lubuk hati sebenarnya Anda tidak benar-benar siap bertemu pria yang memenuhi harapan Anda.
4. Kecanduan bekerja. Kebalikan dari si sosialita tadi, jika Anda kelewat sibuk dengan pekerjaan atau bisnis Anda, Anda tidak akan menyediakan waktu untuk bersenang-senang. Ambisius, atau punya tujuan yang ingin dicapai dalam karier memang baik, tetapi banyak orang yang akhirnya membenamkan diri dalam pekerjaan untuk menghindari keintiman dari hubungan romantis.
5. Bersembunyi. Menghadiri acara-acara kencan kilat atau berkencan lewat dunia maya sebenarnya bukan pilihan para lajang. Sebab, situasinya tidak nyaman. Namun, bersosialisasi dan berkencan dengan pria-pria baru membutuhkan keberanian karena Anda harus keluar dari zona nyaman Anda. Anda tidak ingin melakukan "PR" Anda, tetapi keengganan ini juga menjadi alasan lain untuk menghindari hubungan yang nyata.
Untuk mendobrak kecanduan ini, yang perlu Anda lakukan pertama kali adalah menerima kenyataan bahwa Andalah yang menciptakan problem percintaan Anda sendiri. Kemudian, tanya pada diri Anda sendiri, mengapa Anda begitu takut membina hubungan lagi. Sembuhkan lebih dulu rasa sakit hati yang membuat Anda ragu untuk memasuki hubungan romantis dan terbuka terhadap pengalaman sosial. Terakhir, bayangkan ketika Anda berada dalam hubungan yang sehat. Tidak selamanya hidup berpasangan atau berkeluarga itu tidak menggairahkan, lho.
0 comments:
Post a Comment