Showing posts with label NASIONAL :nasional. Show all posts
Showing posts with label NASIONAL :nasional. Show all posts

[Sukarno] Mentri asli Indonesia

Baru setelah merdeka 43 tahun Indonesia punya mentri yang 100% Indonesia asli. Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945. Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu.

"Orang Indonesia asli" pertama yang menjadi menteri adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

[Sukarno] Gelar Resmi Proklamator baru 1986

Gelar Proklamator untuk Bung Karno dan Bung Hatta, hanyalah gelar lisan yang diberikan rakyat Indonesia kepadanya selama 41 tahun! Sebab, baru 1986 Permerintah memberikan gelar proklamator secara resmi kepada mereka.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

[Sukarno] Tidak ada jalan Sekarno Hatta di Jakarta

Jakarta, tempat diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia dan kota tempat Bung Karno dan Bung Hatta berjuang, tidak memberi imbalan yang cukup untuk mengenang co-proklamator Indonesia. Sampai detik ini, tidak ada "Jalan Soekarno-Hatta" di ibu kota Jakarta. Bahkan, nama mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek bangunan fasilitas umum apa pun sampai 1985, ketika sebuah bandara diresmikan dengan memakai nama mereka.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

[Sukarno] Hari kelahiran dan kematian

Bila 17 Agustus menjadi tanggal kelahiran Indonesia, justru tanggal tersebut menjadi tanggal kematian bagi pencetus pilar Indonesia. Pada tanggal itu, pencipta lagu kebangsaan "Indonesia Raya", WR Soepratman (wafat 1937) dan pencetus ilmu bahasa Indonesia, Herman Neubronner van der Tuuk (wafat 1894) meninggal dunia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

[Sukarno] Dokumentasi Proklamasi selamat berkat bohong

Peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita karena satu kebohongan. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar. Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman Kantor harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

10 Gunung Tak Boleh Dijadikan Tempat Upacara HUT RI

Lokasi upacara HUT RI di Gunung Semeru, Jatim. (Dok: Sun TV)
Lokasi upacara HUT RI di Gunung Semeru, Jatim. (Dok: Sun TV)

BANDUNG- Puncak gunung menjadi tempat favorit kalangan pecinta alam dan organisasi kepemudaan sebagai tempat menggelar upacara HUT RI. Namun tahun ini ada 10 gunung yang direkomendasikan tidak dijadikan tempat upacara pada 17 Agustus besok.



Gunung-gunung tersebut adalah Anak Krakatau di Selat Sunda, Marapi (Sumatera Barat), Semeru (Jawa Timur), Bromo (Jatim), Soputan (Sulawesi Utara), Lokon (Sulut), Karangetang (Sulut), Papandayan (Jawa Barat), Gamalama (Maluku Utara), dan Gunung Ibu (Malut).



Kepala Sub Bidang Pengamatan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Agus Budianto, mengungkapkan, 10 gunung api itu didapat dari hasil amatan PVMBG terhadap 68 gunung api di Indonesia.



“Kami rekomendasikan supaya tidak melaksanakan upacara di sana,” kata Agus, Selasa (16/8/2011).



Lima dari 10 gunung tersebut kini berstatus Siaga, yakni Gunung Soputan, Lokon, Karangetang di Sulawesi Utara; Papandayan di Jawa Barat; dan Gunung Ibu di Maluku Utara. Sisanya berstatus waspada.



Bahkan, kata Agus, pihaknya mendapat laporan dari pendaki Gunung Semeru, pada 17 Juli lalu mereka terkena lemparan material meski jarak mereka 2 sampai 3 kilometer dari kawah.



“Para pendaki sampai tiarap untuk hindari lemparan. Jadi sangat berisiko, apalagi dalam situasi upacara dengan jumlah masa probabilitas kena lemparan sangat besar,” tuturnya.



Sementara untuk gunung lain di luar 10 gunung tersebut, tidak membahayakan. Mengenai status Gunung Merapi Yogyakarta dan Jawa Tengah, Agus menyebutkan bahwa kondisi terkini masih dievaluasi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Upacara 17 Agustus Virtual di Twitter

Twitter





TEMPO Interaktif
, Jakarta - Tak perlu takut panas untuk ikut upacara ulang tahun Kemerdekaan Indonesia. Kini upacara bisa dilakukan secara maya di jejaring sosial Twitter. Hanya dengan menggerakan jari dan berbekal tanda pagar #upacarabendera, Anda bisamengikuti upacara bersama warga Indonesia dari seluruh dunia.



Upacara virtual pada 17 Agustus 2011 ini dikelola oleh akun @ID_optimis (Indonesia Optimis). Untuk mengetahui tata cara upacara bisa dilihat di laman situs www.id-optimis.org. Berdasarkan laman id-optimus, nanti pukul 16.00 WIB sudah ada geladi resik untuk upacara 17 Agustus di Monumen Tugu Proklamasi.



Esok hari, tepat pukul 07.00 WIB, acara dimulai dengan check-in bersama melalui aplikasi Foursquare di Monumen Tugu Proklamasi. Tepat pukul 10.00 WIB, diimbau untuk tidak posting tweet selama satu menit untuk mengheningkan cipta. Momen ini disesuaikan dengan detik-detik proklamasi pada waktu yang sama, 66 tahun lalu.



Usai mengheningkan cipta, seluruh peserta akan membacakan teks proklamasi melalui Twitter secara berbarengan. Dan akhirnya, pada pukul 10.15 WIB, akan ada amanat pembina upacara sesuai pilihan peserta. ID-Optimis telah membeberkan sejumlah nama yang layak disebut pembina upacara.



Ada enam pembina yang ditawarkan @ID_Optimis untuk diikuti orasinya. Pembina tersebut antara lain Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan dengan akun @aniesbaswedan. Andrew Darwis, perintis jaringan Kaskus dengan akun @adadarwis, hingga pesepak bola Bambang Pamungkas dengan akun @bepe20.



Rampung upacara, ada penutupan doa dari Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin Leteh Rembang, Kiai Haji Mustofa Bisri, yang memiliki akun @gusmusgusmu.



Upacara ini juga dimeriahkan dengan penggunaan pita digital bertema optimis. Tertarik menghiasi avatar Facebook maupun Twitter Anda dengan bendera Indonesia, silakan menuju laman http://twibbon.com/join/ID_Optimis.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Fakta 17 Agustus

http://yudhie78.blogdetik.com/files/2011/08/logo-hut-ri-ke-66-dirgahayu-kemerdekaan-ri-17-agustus-2011.jpgMenarik membaca kiriman email dari salah satu teman saya mengenai berbagai fakta sehubungan dengan hari kemerdekaan Indonesia yang selalu kita rayakan setiap tanggal tanggal 17 Agustus. Fakta-fakta ini didapatkan si pengirim email dari Harian Suara Merdeka , hari Jumat, tanggal 18 Agustus 1995, halaman VII, dalam rangka memperingati 50 tahun kemerdekaan Indonesia.

Berikut pengatar dan fakta-fakta mengenai hari kemerdekaan Indonesia:

Sejarah bisa diceritakan dalam berbagai versi dan gaya. Kali ini, seorang pemerhati sejarah di Jakarta, Iwan Satyanegara, menyajikan “Lintasan Sejarah” dari sisi dan style lain. Selain bisa menambah wawasan, tulisan yang diramu dari berbagai sumber dan hasil renungan penulisnya itu diharapkan juga mampu memberikan hiburan segar dalam rangka nuansa Indonesia Emas.

  • Mungkinkah Revolusi Kemerdekaan Indonesia disebut sebagai revolusi dari kamar tidur? Coba simak ceritanya. Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00, ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda.

    “Pating greges”, keluh Bung Karno setelah dibangunkan dr Soeharto, dokter kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi.

    Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta.

    Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah.

    “Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!”, ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya. masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai…

  • Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang dinanti-nanti selama lebih dari tiga ratus tahun!
  • Bendera Pusaka Sang Merah Putih adalah bendera resmi pertama bagi RI. Tetapi dari apakah bendera sakral itu dibuat? Warna putihnya dari kain sprei tempat tidur dan warna merahnya dari kain tukang soto!
  • Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki seorang menteri pertama yang benar-benar “orang Indonesia asli”. Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945. Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu.

    “Orang Indonesia asli” pertama yang menjadi menteri adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993).
  • Menurut Proklamasi 17 Agustus 1945, Kalimantan adalah bagian integral wilayah hukum Indonesia. Kenyataannya, pulau tersebut paling unik di dunia. Di pulau tersebut, ada 3 kepala negara yang memerintah! Presiden Soeharto (memerintah 4 wilayah provinsi), PM Mahathir Mohamad (Sabah dan Serawak) serta Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei).
  • Hubungan antara revolusi Indonesia dan Hollywood, memang dekat. Setiap 1 Juni, selalu diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila semasa Presiden Soekarno. Pada 1956, peristiwa tersebut “hampir secara kebetulan” dirayakan di sebuah hotel Hollywood.

    Bung Karno saat itu mengundang aktris legendaris, Marylin Monroe, untuk sebuah makan malam di Hotel Beverly Hills, Hollywood. Hadir di antaranya Gregory Peck, George Murphy dan Ronald Reagan (25 tahun kemudian menjadi Presiden AS). Yang unik dari pesta menjelang Hari Lahir Pancasila itu, adalah kebodohan Marilyn dalam hal protokol. Pada pesta itu, Maryln menyapa Bung Karno bukan dengan “Mr President” atau “Your Excellency”, tetapi dengan “Prince Soekarno!”
  • Ada lagi hubungan erat antara 17 Agustus dan Hollywood. Judul pidato 17 Agustus 1964, “Tahun Vivere Perilocoso” (Tahun yang Penuh Bahaya), telah dijadikan judul sebuah film The Year of Living Dangerously. Film tersebut menceritakan pegalaman seorang wartawan asing di Indonesia pada 1960-an. Pada 1984, film yang dibintangi Mel Gibson itu mendapat Oscar untuk kategori film asing!
  • Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik.

    Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.
  • Ketika tiba di Pelabuhan Sunda Kelapa 9 Juli 1942 siang bolong, Bung Karno mengeluarkan komentar pertama yang janggal didengar. Setelah menjalani pengasingan dan pembuangan oleh Belanda di luar Jawa, Bung Karno justru tidak membicarakan strategis perjuangan menentang penjajahan. Masalah yang dibicarakannya, hanya tentang sepotong jas!

    “Potongan jasmu bagus sekali!” komentar Bung Karno pertama kali tentang jas double breast yang dipakai oleh bekas iparnya, Anwar Tjokoroaminoto, yang menjemputnya bersama Bung Hatta dan segelintir tokoh nasionalis.
  • Rasa-rasanya di dunia ini, hanya the founding fathers Indonesia yang pernah mandi air seni. Saat pulang dari Dalat (Cipanasnya Saigon), Vietnam,13 Agustus 1945, Soekarno bersama Bung Hatta, dr Radjiman Wedyodiningrat dan dr Soeharto (dokter pribadi Bung Karno) menumpang pesawat fighter bomber bermotor ganda. Dalam perjalanan, Soekarno ingin sekali buang air kecil, tetapi tak ada tempat.

    Setelah dipikir, dicari jalan keluarnya untuk hasrat yang tak tertahan itu. Melihat lubang-lubang kecil di dinding pesawat, di situlah Bung Karno melepaskan hajat kecilnya. Karena angin begitu kencang sekali, bersemburlah air seni itu dan membasahi semua penumpang. Byuuur…
  • Berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga kini.

    Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar.

    Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman Kantor harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimanakalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?
  • Kali ini, Bung Hatta yang berbohong demi proklamasi. Waktu masa revolusi, Bung Karno memerintahkan Bung Hatta untuk meminta bantuan senjata kepada Jawaharlal Nehru. Cara untuk pergi ke India pun dilakukan secara rahasia. Bung Hatta memakai paspor dengan nama “Abdullah, co-pilot”.

    Lalu beliau berangkat dengan pesawat yang dikemudikan Biju Patnaik, seorang industrialis yang kemudian menjadi menteri pada kabinet PM Morarji Desai. Bung Hatta diperlakukan sangat hormat oleh Nehru dan diajak bertemu Mahatma Gandhi. Nehru adalah kawan lama Hatta sejak 1920-an dan Dandhi mengetahui perjuangan Hatta.

    Setelah pertemuan, Gandhi diberi tahu oleh Nehru bahwa “Abdullah” itu adalah Mohammad hatta. Apa reaksi Gandhi? Dia marah besar kepada Nehru, karena tidak diberi tahu yang sebenarnya. “You are a liar !” ujar tokoh kharismatik itu kepada Nehru
  • Bila 17 Agustus menjadi tanggal kelahiran Indonesia, justru tanggal tersebut menjadi tanggal kematian bagi pencetus pilar Indonesia. Pada tanggal itu, pencipta lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, WR Soepratman (wafat 1937) dan pencetus ilmu bahasa Indonesia, Herman Neubronner van der Tuuk (wafat 1894) meninggal dunia.
  • Bendera Merah Putih dan perayaan tujuh belasan bukanlah monopoli Indonesia. Corak benderanya sama dengan corak bendera Kerajaan Monaco dan hari kemerdekaannya sama dengan hari proklamasi Republik Gabon (sebuah negara di Afrika Barat) yang merdeka 17 Agustus 1960.
  • Jakarta, tempat diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia dan kota tempat Bung Karno dan Bung Hatta berjuang, tidak memberi imbalan yang cukup untuk mengenang co-proklamator Indonesia. Sampai detik ini, tidak ada “Jalan Soekarno-Hatta” di ibu kota Jakarta.

    Bahkan, nama mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek bangunan fasilitas umum apa pun sampai 1985, ketika sebuah bandara diresmikan dengan memakai nama mereka.
  • Gelar Proklamator untuk Bung Karno dan Bung Hatta, hanyalah gelar lisan yang diberikan rakyat Indonesia kepadanya selama 41 tahun! Sebab, baru 1986 Permerintah memberikan gelar proklamator secara resmi kepada mereka.
  • Kalau saja usul Bung Hatta diterima, tentu Indonesia punya “lebih dari dua” proklamator. Saat setelah konsep naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia rampung disusun di rumah Laksamana Maeda, Jl Imam Bonjol no 1, Jakarta, Bung Hatta mengusulkan semua yang hadir saat rapat dini hari itu ikut menandatangani teks proklamasi yang akan dibacakan pagi harinya. Tetapi usul ditolak oleh Soekarni, seorang pemuda yang hadir. Rapat itu dihadiri Soekarno, Hatta dan calon proklamator yang gagal : Achmad Soebardjo, Soekarni dan Sajuti Melik.

    “Huh, diberi kesempatan membuat sejarah tidak mau”, gerutu Bung Hatta karena usulnya ditolak.
  • Perjuangan frontal melawan Belanda, ternyata tidak hanya menelan korban rakyat biasa, tetapi juga seorang menteri kabinet RI. Soepeno, Menteri Pembangunan dan Pemuda dalam Kabinet Hatta, merupakan satu-satunya menteri yang tewas ditembak Belanda.

    Sebuah ujung revolver, dimasukkan ke dalam mulutnya dan diledakkan secara keji oleh seorang tentara Belanda. Pelipis kirinya tembus kena peluru. Kejadian tersebut terjadi pada 24 Februari 1949 pagi di sebuah tempat di Kabupaten Nganjuk , Jawa Timur. Saat itu, Soepeno dan ajudannya sedang mandi sebuah pancuran air terjun.
  • Belum ada negara di dunia yang memiliki ibu kota sampai tiga dalam kurun waktu relatif singkat. Antara 1945 dan 1948, Indonesia mempunyai 3 ibu kota, yakni Jakarta (1945-1946), Yogyakarta (1946-1948) dan Bukittinggi (1948-1949).
  • Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia Jenderal Soedirman, pada kenyatannya tidak pernah menduduki jabatan resmi di kabinet RI. Beliau tidak pernah menjadi KSAD, Pangab, bahkan menteri pertahanan sekalipun!
  • Wayang ternyata memiliki simbol pembawa sial bagi rezim yang memerintah Indonesia. Betapa tidak, pada 1938-1939, Pemerintah Hindia Belanda melalui De Javasche Bank menerbitkan uang kertas seri wayang orang dan pada 1942, Hindia Belanda runtuh dikalahkan Jepang.

    Pada 1943, Pemerintah Pendudukan Jepang menerbitkan uang kertas seri wayang Arjuna dan Gatotkoco dan 1945, Jepang terusir dari Indonesia oleh pihak Sekutu.

    Pada 1964, Presiden Soekarno mengeluarkan uang kertas baru seri wayang dengan pecahan Rp 1 dan Rp 2,5 dan 1965 menjadi awal keruntuhan pemerintahannya menyusul peristiwa G30S/PKI.
  • Perintah pertama Presiden Soekarno saat dipilih sebagai presiden pertama RI, bukanlah membentuk sebuah kabinet atau menandatangani sebuah dekret, melainkan memanggil tukang sate !!!

    Itu dilakukannya dalam perjalanan pulang, setelah terpilih secara aklamasi sebagai presiden. Kebetulan di jalan bertemu seorang tukang sate bertelanjang dada dan nyeker (tidak memakai alas kaki).

    “Sate ayam lima puluh tusuk!”, perintah Presiden Soekarno. Disantapnya sate dengan lahap dekat sebuah selokan yang kotor. Dan itulah, perintah pertama pada rakyatnya sekaligus pesta pertama atas pengangkatannya sebagai pemimpin dari 70 juta jiwa lebih rakyat dari sebuah negara besar yang baru berusia satu hari.
  • Kita sudah mengetahui, hubungan antara Bung Karno dan Belanda tidaklah mesra. Tetapi Belanda pernah memberikan kenangan yang tak akan pernah dilupakan oleh Bung Karno.

    Enam hari menjelang Natal 1948, Belanda memberikan hadiah Natal di Minggu pagi, saat orang ingin pergi ke gereja, berupa bom yang menghancurkan atap dapurnya. Hari itu, 19 Desember 1948, ibu kota Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda.
  • Sutan Sjahrir, mantan Perdana Menteri RI pertama, menjadi orang Indonesia yang memiliki prestasi “luar biasa” dan tidak akan pernah ada yang menandinginya. Waktu beliau wafat 1966 di Zurich, Swiss, statusnya sebagai tahanan politik. Tetapi waktu dimakamkan di Jakarta beberapa hari kemudian, statusnya berubah sebagai Pahlawan Nasional Indonesia

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Benarkah Indonesia Pernah Dijajah Belanda Selama 350 Tahun?





http://4.bp.blogspot.com/_hrl_3xlZdao/TTJQR5FT76I/AAAAAAAAAPY/k72gnUwBiUw/s1600/kompeni-belanda-di-gorontalo.jpg



Oleh : Jalatua Hasugian. Tanggal 17 Agustus 2011 ini, bangsa Indonesia merayakan Hari Kemerdekaannya yang Ke-66. Semarak peringatan kemerdekaan dengan ragam aktivitas tampak menggempita di seantreo Nusantara. Setidaknya, fakta ini menunjukkan bahwa seluruh rakyat ingin berperan atas nama spirit kebangsaan (nasionalisme) memperingati hari paling bersejarah bagi bangsa ini.

Setiap memperingati hari kemerdekaan, memori kolektif bangsa ini tak bisa lepas dari penderitaan leluhurnya, akibat kekejaman Belanda, yang (konon) pernah menjajah Indonesia selama 350 tahun. Mitos ini agaknya perlu dibongkar dan dikritisi sehingga ada pelurusan sejarah bagi bangsa ini. Sebab, selama berpuluh tahun kita telah dicekoki dengan informasi yang tak jelas, bahkan tak bisa dipertanggungjawabkan secara historis maupun akademis.



Entah siapa yang mengawali, tetapi kita kebanyakan ikut larut dalam buaian opini tentang mitos penjajahan Belanda di negeri ini. Selama berpuluh tahun para pelajar dan mahasiswa mempelajari tentang penjajahan bangsa-bangsa Eropa atas Indonesia lewat mata pelajaran Sejarah. Bahkan dalam teks pidato para pejabat, saat peringatan kemerdekaan, selalu terungkap adanya penjajahan Belanda selama 350 tahun di Indonesia. Ironisnya, pemerintah sendiri tak merasa risi dengan "doktrin" yang menyatakan bahwa Indonesia pernah dijajah Belanda selama 350 tahun.



Jika kita membuka kembali catatan sejarah, hitungan (angka) yang menyatakan Indonesia pernah dijajah Belanda selama 350 tahun diduga berawal dari awal kedatangan Belanda ke negeri ini. Armada laut Belanda dipimpin Cornelis de Houtman memang tiba pertama kali di Banten tahun 1595. Dari sinilah angka 350 tahun itu awalnya diperoleh. Tentu dengan melakukan pengurangan ketika bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya tahun 1945. Secara matematis, siapapun tahu jika 1945-1595 = 350.



Tetapi momen tersebut jelas tidak bisa dijadikan referensi awal penjajahan Belanda atas wilayah Indonesia. Sebab kedatangan para pedagang avonturir milik perseroan dagang di Amsterdam (Belanda) itu, adalah untuk berniaga. Terutama niaga rempah-rempah yang sangat dibutuhkan di Eropa. Setelah mendapatkan barang-barang yang diperlukan dalam jumlah besar, rombongan Houtman kembali ke negerinya di Belanda sekitar tahun 1597.



Sampai di sini, jelas belum ada yang namanya kolonialisme atau penjajahan. Karena yang terjadi adalah hubungan perniagaan antara masyarakat pribumi dengan pedagang Belanda. Persoalan baru muncul kemudian, setelah gerombolan maskapai perdagangan Belanda lainnya datang dalam jumlah lebih besar secara bertahap, yang akhirnya menimbulkan persaingan tidak sehat sesama mereka. Untuk menjaga meluasnya persaingan dagang, sebanyak 17 kongsi dagang Belanda membentuk Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) tahun 1602.



Tujuannya, menguasai perdagangan rempah-rempah maupun hasil-hasil bumi lainnya di sejumlah kerajaan yang mereka anggap sebagai wilayah Imperium Neerlando Indicium atau Hindia Belanda dengan menghalalkan segala cara. Jelas saja, kerakusan VOC mendapat perlawanan kaum pribumi yang merasa kelangsungan kepentingannya mulai terancam (Sartono; 1987: 71).



Tak Mampu Menghadapi Kompeni Belanda



Sejarah Indonesia mencatat, Raja-raja di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan lain-lain memang tak mampu menghadapi kompeni Belanda. Tetapi bukan berarti hal itu telah menjadi legitimasi Belanda sebagai penjajah Indonesia. Sebab ketika para Raja-raja yang terganggu kepentingannya itu bertarung melawan Belanda, mereka hanya mewakili kerajaannya masing-masing. Belum memikirkan kepentingan dan eksistensi bangsa Indonesia secara kolektif. Karena bangsa dan negara Indonesia ketika itu juga belum ada secara de fakto maupun de yure.



Apakah perlawanan Sisingamangaraja XII di Tapanuli, Sultan Ageng Tirtayasa di Banten atau perlawanan Sultan Agung di Mataram dan Sultan Hasanuddin di Makkasar telah representatif mewakili bangsa Indonesia secara nasional? Tentu tidak! Karena masing-masing kerajaan itu hanya mempertahankan eksistensi wilayahnya sendiri-sendiri agar tidak dikuasai kolonialisme Belanda. Artinya, negara Indonesia belum ada ketika Raja-raja yang pernah eksis di wilayah Indonesia sekarang, bangkit melawan Belanda. Dan, tidak semua pula wilayah Indonesia sekarang merupakan wilayah kekuasaan Hindia Belanda pada masa lalu.



Meskipun Belanda telah berkuasa atas sebagian besar kerajaan-kerajaan tradisional tersebut, masih banyak wilayah-wilayah bebas di Indonesia sekarang yang tidak dikuasai Belanda. Terutama kerajaan-kerajaan kecil di pesisir Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Indonesia bagian Timur. Buktinya, kita tak pernah mendengar ada kerajaan di Papua (Irian) yang pada jaman VOC berkuasa, yang ikut melawan Belanda.



Prof Mr GJ Resink, Sejarawan Universitas Indonesia keturunan Belanda, juga pernah membantah, bahwa Indonesia pernah dijajah Belanda selama 350 tahun. Menurut Guru Besar Sejarah Indonesia kelahiran Yogyakarta tahun 1911 ini, penjajahan Belanda yang dikatakan selama 350 tahun menguasai Kepulauan Indonesia sebenarnya tidak lebih dari mitos politik belaka yang tidak bisa bertahan melawan ujian kebenaran sejarah (Asvi Warman Adam, 2007: 12).



Karena itulah, secara tegas dan tanpa tedeng aling-aling, kita harus mengoreksi dan mensosialisasikan bahwa bangsa dan negara Indonesia tidak pernah dijajah oleh negara mana pun apalagi oleh Belanda selama 350 tahun. Karena yang mereka kuasai adalah kerajaan-kerajaan yang pernah eksis di wilayah Indonesia sekarang. Itu pun, tak boleh digeneralisasi secara kolektif 350 tahun. Sebab kerajaan-kerajaan tersebut tidak ditundukkan dalam waktu yang bersamaan. Tetapi secara berturut-turut selama dalam waktu kurang lebih 300 tahun.



Secara resmi, negara Republik Indonesia sendiri baru terbentuk sejak diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Jika terbentuknya saja baru tahun 1945, lantas kapan pula Belanda pernah menjajah Indonesia selama 350 tahun? Mari kita memandang jauh ke depan dan tetaplah berfikir merdeka! Dirgahayu Kemerdekaan Indonesia ke 66..! ***



Penulis adalah Guru Sejarah di Pematangsiantar

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Merah Putih Siap Berkibar di Puncak Elbrus



Elbrus/Int
Sebanyak tiga tim pendaki dari Indonesia termasuk Tim Ekspedisi Merdeka-RMOL, diantaranya pendaki tuna daksa bernama Sabar dari Tim Ekspedisi Merdeka, melakukan pendakian Gunung Elbrus (5642 mdpl) yang merupakan salah satu gunung tertinggi di Eropa.



Sekretaris Kedua Fungsi Pensosbud KBRI Moskow, Enjay Diana dalam keterangannya kepada Antara London, Minggu (14/8/2011) mengatakan dengan semangat yang tinggi, hanya mengandalkan sebelah kaki kanan dengan dibantu sebuah tongkat, Sabar bertekad untuk menaklukan puncak Gunung Elbrus.



Enjay Diana mengatakan tujuan pendakian tersebut adalah pengibaran bendera Merah Putih di puncak Gunung Elbrus tepat pada tanggal HUT RI ke-66 tanggal 17 Agustus 2011, selain untuk pengenalan Indonesia kepada dunia internasional dan mengenal lingkungan Taman Nasional Elbrus.



Dalam pertemuan dengan tim pendaki Indonesia Kuasa Usaha ad Interim (KUAI) KBRI Moskow Minister Counselor Politik Nugroho Setyadie menyampaikan harapannya agar misi yang diemban para pendaki Indonesia berhasil dengan baik.



"Semangat yang tinggi dari tim pendaki Indonesia ini harus didukung, terlebih-lebih seperti semangat Mas Sabar", ujarnya.



Pimpinan Redaksi Rakyat Merdeka Online (RMOL) Teguh Santosa yang mendampingi Tim Ekspedisi Merdeka menyampaikan bahwa pendakian Ekspedisi Merdeka bukan saja pengibaran bendera Merah Putih di puncak Elbrus pada tanggal 17 Agustus.



"Pendakian Mas Sabar sebagai pencerminan semangat yang kuat dan pantang menyerah dari sosok rakyat Indonesia yang hidup penuh dengan tantangan dan hambatan saat ini," ujar Teguh Santoso.



Untuk mempersiapkan pendakian yang dilakukan secara bertahap, tim pendaki Indonesia sejak 12 Agustus 2011 sudah berada di base camp Emanuel Glade (2580 mdpl) guna aklimatisasi.



Mencapai "base camp" Emanuel Glade dari Kota Pyatigorsk di Stavropolsky Krai sekitar 120 km tidaklah mudah.



Perjalanan ditempuh sekitar lima jam dengan menggunakan kendaraan khusus, seperti jeep mengingat jalanan yang terjal, berbukit dan curam untuk mencapai tempat tersebut.



Jalur pendakian ini adalah jalur utara karena jalur selatan ditutup sejak bulan April 2011 untuk alasan keamanan.



Sebelum melakukan pendakian tahap awal tanggal 13 Agustus, dalam upacara singkat dikumandangkan lagu Indonesia Raya dan doa bersama.



Counsellor Pensosbud KBRI Moskow M. Aji Surya yang mendampingi tim hingga base camp Emanuel Glade menyerahkan bendera Merah Putih kepada para pendaki untuk dibawa dan dikibarkan di puncak Elbrus yang langsung melakukan pendakian hingga mencapai ketinggian 3800 m dan kembali ke base camp Emanuel Glade untuk bermalam.



Tim pendaki hari ini kembali menuju pada ketinggian 3800 m atau pendakian tahap kedua dan menginap semalam dan baru tanggal 15 Agustus tim pendaki menuju ketinggian 4800 m atau pendakian tahap ketiga dan kembali lagi ke camp di ketinggian 3800 m untuk bermalam.



Sementara itu, tanggal 16 Agustus tim pendaki kembali menuju pada ketinggian 4800 m atau pendakian tahap keempat dan bermalam di sana.



Selanjutnya pada tanggal 17 Agustus dinihari direncanakan dilakukan "summit attack" untuk mencapai puncaknya pada ketinggian 5642 m atau pendakian tahap akhir.



Keberhasilan pendakian Gunung Elbrus yang selalu diselimuti salju abadi ini ditentukan cuaca yang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu.



Banyak yang berharap cuaca dapat mendukung tim pendaki Indonesia untuk sampai ke puncak Elbrus.



"Tunggu kabar saya dari puncak Elbrus," kata Sabar penuh semangat sebelum memulai pendakian tahap pertama.



Dalam beberapa tahun terakhir tidak sedikit pendaki-pendaki Indonesia yang berhasil menaklukkan dan mengibarkan bendera Merah Putih di puncaknya.



Akan tetapi, suatu hal yang menarik dan menjadi kebanggaan Indonesia dalam pendakian tim Indonesia kali ini adalah adanya pendaki tuna daksa dari Tim Ekspedisi Merdeka bernama Sabar.



Jika berhasil, Sabar ditengarai sebagai pendaki tuna daksa pertama di dunia yang menaklukan puncak Elbrus melalui jalur utara yang baru dibuka ini.



Adapun pendaki penyandang cacat yang berhasil mencapai puncak Elbrus melalui jalur berbeda antara lain Vladimir Krupennikov (lumpuh) dari Rusia/1997, Yakov London (lumpuh) dari Rusia/2001 dan Erik Weihenmayer (buta) dari Amerika Serikat/2002. (Aef/Ant)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Awas! Gerakan Separatis Jelang 17 Agustus di Wilayah Perbatasan

Awas! Gerakan Separatis Jelang 17 Agustus di Wilayah Perbatasan
Tribunnews.com/Andre Kirwel
Polisi menyita selembar bendera Bintang Kejora yang dikibarkan di lokasi penembakan yang menewaskan 3 orang di Abepura, Jayapura, Senin (1/8/2011)



Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjelang HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus 2011 mendatang pemerintah diminta mewaspadai gerakan-gerakan radikal dan separatis di wilayah perbatasan Indonesia dengan negara-negara tetangga seperti Papua Nugini, Malaysia dan Fillipina.

"Menjelang 17 Agustus selalu bergolak, kita masih ingat beberapa tahun lalu Papua juga bergolak, waktu Kapolda di Papua, Timbul Silaen, konflik dan kontak senjata TNI dan OPM, sekarang juga marak di perbatasan Abepura," ujar Pengamat Politik LIPI, Ikrar Nusa Bakti saat acara diskusi DPD bertajuk 'Kesetaraan Lembaga Perwakilan Untuk Membangun Daerah' di Gedung DPD, Jakarta, Jumat (5/8/2011).

Menurut Ikrar, penyebab munculnya potensi konflik tersebut lebih disebabkan tidak adanya perhatian pemerintah pusat kepada daerah-daerah perbatasan beserta para penduduknya. Sehingga, WNI kita di lokasi-lokasi tersebut menjadi gamang karena tidak adanya perhatian pemerintah.

"Kita hampir 66 tahun merdeka tapi kok perbatasan masih seperti itu, baik dengan Papua Nugini, Filipina dan Malaysia, ini krusial buat kita, kami WNI atau tidak kenapa kami tidak diperhatikan di daerah perbatasan. Wilayah perbatasan hanya dianggap 'daerah merah', berbahaya, tentara ditaruh disitu sebanyak-banyaknya," jelas Ikrar.

Karena itulah, lanjut Ikrar, dia berharap ada perubahan pola pikir dari pemerintah agar lebih adanya perhatian lebih. Tidak hanya itu, pemerintah di pusat atau warga yang hidup di Jakarta harus bisa merasakan juga bagaimana rasa sakitnya hidup di kawasan perbatasan.

"Apakah ada perubahan pola pikir pemerintah, jangan dianggap perbatasan itu wilayah luar, dia juga jendela Indonesia, kawasan terdepan. Hal-hal itulah yang harus diperhatikan. Karena 17 Agustus sakral sangat mendebarkan jantung hati kita itu proklamasi, kalau kemerdekaan merasa bahwa sistem politik ibarat badan kita, kesakitan saudara di perbatasan juga kesakitan kita, cara pandang daerah dari orang kota harus seperti itu," jelasnya.

Lebih jauh Ikrar menambahkan, persoalan-persoalan tersebut harus juga menjadi perhatian dari DPD. Karena DPD lah yang paling dekat dengan rakyat-rakyat di daerah terutama kawasan perbatasan. "Ini tugas dari DPD juga,"pungkasnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Istimewanya HUT Kemerdekaan RI Kali Ini

Headline
inilah.com/Agus Priatna



INILAH.COM, Jakarta - Peringatan Hari Ulang Tahun ke-66 kemerdekaan Indonesia 17 Agustus kali ini spesial. Pasalnya peringatan bertepatan dengan bulan Ramadan dan peringatan turunnya Al-Quran yaitu Nuzulul Quran.



Hal ini disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato kenegaraan pada sidang bersama DPR-DPD di gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (16/8/2011).



"Hari ini merupakan hari yang sangat istimewa sekaligus penuh makna. Besok, tanggal 17 Agustus 2011 bertepatan dengan tanggal 17 Ramadan 1432 Hijriyah, segenap rakyat Indonesia di seluruh penjuru tanah air, akan bersama-sama merayakan hari yang sangat bersejarah bagi kita semua," kata dia.

"Segenap rakyat Indonesia akan merayakan 66 tahun Proklamasi kemerdekaan negara kita. Pada tanggal yang penting itu pula, kaum muslimin dan muslimat akan memperingati Nuzulul Qur’an, hari diturunkannya kitab suci Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW. Sungguh kita syukuri karena kita akan memperingati dua peristiwa bersejarah itu secara bersamaan," ujar Presiden.



Presiden juga menyatakan, proklamasi kemerdekaan bangsa di hari Jumat, tanggal 17 Agustus 1945, yang bertepatan dengan tanggal 9 Ramadan 1364 Hijriyah bukan suatu kebetulan. Bung Karno sebagai Proklamator telah merencanakannya dengan matang ketika didesak segera memproklamirkan kemerdekaan.



"Bung Karno dengan tegas menyatakan bahwa saat yang tepat untuk memproklamasikan kemerdekaan adalah pada tanggal 17 Agustus," kata dia.



SBY juga mengatakan kemerdekaan harus dimaknai dalam esensinya yang paling dalam. Kemerdekaan tidak hanya membebaskan dari ketertindasan, namun juga harus mendorong untuk bekerja lebih keras. Kemerdekaan, lanjut dia tidak hanya sebuah peristiwa istimewa yang dirayakan setiap tahunnya, namun juga untuk membuat bersatu menyelesaikan masalah-masalah besar bangsa dan negara.

Kemerdekaan, kata dia tidak hanya meneguhkan kemandirian, namun juga sebuah ajakan, untuk bersama bangsa-bangsa lain mendorong kerja sama dan kemitraan untuk menciptakan dunia yang lebih baik. "Di atas semua itu, sesungguhnya kemerdekaan adalah sebuah jembatan untuk mewujudkan bangsa dan negara Indonesia yang lebih adil, makmur, unggul dan bermartabat," tuturnya. [mvi]



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Pohon Pinang Tak Laku untuk 17 Agustus



<a href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a59ecd1b&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=24&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=a59ecd1b' border='0' alt='' /></a>



 Pohon Pinang Tak Laku untuk 17 Agustus

Jakarta - Sudah dua kali Hari Kemerdekaan RI, Abdullah selalu tekor. Pohon pinang yang dijualnya tidak juga laku karena Hari Kemerdekaan bertepatan dengan Bulan Ramadan. Abdullah pun gigit jari.



"Belum ada yang laku (jualannya). Dari awal puasa sampai sekarang belum ada yang laku," ujar Abdullah saat ditemui sedang berjualan di pinggir Jl Manggarai Utara, Jakarta Selatan, Selasa (16/8/2011).



Abdullah menuturkan, dirinya berjualan 7 buah pohon pinang pada tahun ini, tapi belum ada yang laku. Padahal 2 tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya, dia selalu berhasil menjual 10 buah pohon pinang dengan harga Rp 900 ribu per pohon.



"Harga Rp 900 ribu sudah bisa dipakai untuk panjat pinang. Tingginya 10 meter, barangnya dari Serang dan Banten. Bisa diantar dan dibawa sendiri," terang pria yang sudah 20 tahun berjualan pohon pinang ini.



Pria berusia 72 tahun ini berjualan pohon pinang dengan mengeluarkan modal Rp 700 ribu lalu dijual kembali Rp 900 ribu. Dia berharap ada langganan setia yang akan membeli pohon pinang ini.



Karena tahun kemarin pohon pinang tidak laku, penjual lainnya enggan berjualan pohon untuk menyemarakkan Hari Kemerdekaan itu. Hingga kini, hanya Abdullah saja yang masih setia berjualan pohon pinang.



"Biasanya dari ujung ke ujung ramai orang pada jualan pohon pinang," kata Abdullah yang sehari-hari berjualan kerajinan bambu ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

HUT ke-66 RI, Dua Kampung di Jombang Enggan Pasang Bendera



Foto: Tamam Mubarrok
<a href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=aca95ca9&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=159&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=aca95ca9' border='0' alt='' /></a>
Jombang - HUT ke-66 RI tahun ini ternyata tidak seramai seperti perayaan tahun lalu. Tahun ini, kehadiran peringatan kemerdekaan tidak disambut dengan memasang bendera. Bahkan, ada dua kampung di Kabupaten Jombang yang enggan memasang dengan alasan lupa.



Perayaan HUT RI seakan mati suri. Warga pun mulai malas memeriahkan hari kemerdekaan ini. Beberapa warga mengaku memeriahkan tidak penting, selain itu mereka juga tidak mendapat himbauan dari perangkat desa.



Dari pantauan detiksurabaya.com, suasana kampung di Kelurahan Kaliwungu, tepatnya di Gang Rutan Jalan Wahid Hasyim Jombang Kota. Kampung yang letaknya sangat dekat dengan kantor instansi pemerintahan ini tak terlihat memasang bendera.



Gang sepanjang 1 Km ini tak terlihat satupun bendera merah putih dipasang di depan rumah. Umbul-umbul yang biasa dijadikan hiasan di sepanjang jalan untuk menyambut perayaan 17 Agustus ini juga tak tampak dipasang.



Wagiman (52), adalah salah satu warga Kaliwungu yang tidak memasang bendera. Bapak tujuh anak ini mengaku sudah tak penting lagi memasang bendera saat perayaan 17 Agustus. Meski sudah 66 tahun bangsa ini berdiri, hingga saat ini Wagiman belum merasa merdeka.



"Mau merdeka gimana, wong sembako mahal. Biaya pendidikan, kesehatan mahal. Ngurus KTP saja nyangoni (membayar, red)," katanya saat bincang-bincang dengan detiksurabaya.com depan rumahnya, Selasa (16/8/2011).



Selain di Kelurahan Kaliwungu Jalan Wahid Hasyim, pemandangan sama juga terlihat di Desa Candi Kecamatan Jombang Kota. Di sini, dari mulai gapura kampung tak satupun gang dan sudut-sudut kampung terlihat memasang bendera dan umbul-umbul.



Seperti yang dialami oleh Suparti (43), warga Desa Candi dan keluarganyan, baru mengetahui jika besok sudah tanggal 17 Agustus. Tentu hal ini sangat memilukan bagi warga negara untuk memeriahkan peringatan hari kemerdekaannya.



"Saya kok lupa kalau besok itu 17 Agustus, suami saya juga belum membeli bendera. Dari perangakat desa tumben tidak ada imbauan," katanya sembari tertawa saat ditemui di rumahnya.



Pada perayaan HUT RI ke 66 kali ini, Suparti yang bekerja sebagai buruh pabrik ini berkeinginan agar acara ini tak dijadikan acara rutinan tiap tahun saja. Dia meminta pemerintah agar rakyat kecil diperhatikan semestinya.



"Kalau hanya peringatan sih tidak ada maknanya. Sebaiknya diimbangi dengan perhatian ke rakyat. Kalau rakyat susah kan belum merdeka, kenapa harus merayakan," pungkasnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Ketika Istana Bersolek

KOMPAS/CRISTOPHORUS WAHYU HARYO P Sejumlah pekerja, Jumat (5/8/2011), tengah mempersiapkan tenda untuk jamuan kenegaraan pada HUT ke-66 Kemerdekaan RI di Istana Kepresidenan Jakarta.

Oleh FX Lilik Dwi Mardjianto

Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, akhir-akhir ini, tampak ramai, baik karena berbagai kegiatan menteri maupun menghadapi peringatan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2011.

Para menteri sering datang ke Istana untuk berbagai kepentingan mendesak, antara lain persiapan "penyambutan dan pengawalan" tersangka Muhammad Nazaruddin yang tertangkap di Kolombia dan persiapan pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Gedung MPR/DPR/DPD.

Keramaian lain yang juga menarik perhatian adalah banyaknya pekerja yang sibuk mempercantik Istana. Mereka diberi tugas untuk memperindah pusat pemerintahan itu menyambut peringatan kemerdekaan RI.

Kompleks Istana Kepresidenan terdiri atas sejumlah bagian. Bagian luar Istana menjadi satu dengan kompleks Sekretariat Negara.

Sementara di bagian dalam Istana terdapat lapangan rumput seluas hampir setengah lapangan sepak bola. Lapangan itu dikelilingi beberapa bangunan, yaitu Istana Merdeka yang berseberangan dengan Istana Negara, kemudian Kantor Presiden yang berseberangan dengan Wisma Negara.

Bagian dalam Istana ini asri, indah, dan sejuk. Lapangan rumput hijau itu berhiaskan sejumlah patung dan bunga. Sementara itu, pohon-pohon tinggi besar berdiri di sekelilingnya, sekalgius memayungi bangunan-bangunan dari sinar matahari yang terik.

Persiapan menyambut kemerdekaan dilakukan mulai dari luar kompleks Istana. Sejumlah pekerja memasang ratusan bendera yang dikaitkan pada tiang. Tiang-tiang bendera itu kemudian ditanam mengelilingi pagar Istana.

Pohon-pohon di taman luar Istana juga tidak luput dari sentuhan. Rangkaian lampu hias melingkar di batang pohon-pohon itu. Daun-daun kering dipangkas habis.

Kesibukan semakin menjadi di dalam kompleks Istana. Sejumlah orang mengecat ulang tembok dan pilar-pilar meski warnanya belum pudar.

Dan, tentu saja bunga-bunga penghias ruangan. Pengunjung tidak akan pernah melihat bunga layu di dalam Istana. Tidak perlu menunggu peringatan kemerdekaan, sejumlah pekerja selalu mengganti bunga hias itu secara rutin. Puluhan bunga yang sudah ditanam di dalam pot diangkut menggunakan troli, kemudian ditempatkan di posisi yang sudah ditetapkan.

Perubahan mencolok terjadi di lapangan rumput di dalam Istana. Hamparan rumput hijau yang jarang diinjak itu mendadak harus menahan beban ratusan rangkaian tiang besi dan tumpukan kayu. Sejumlah pekerja merangkai besi dan kayu itu menjadi tenda dan panggung berukuran besar.

Separuh lapangan rumput itu tertutup material padat pembuat panggung dan tenda. Rencananya, tenda setinggi sekitar 15 meter itu akan digunakan sebagai tempat jamuan makan malam kenegaraan setelah upacara penurunan bendera.

Bintang jasa

Selain pekerjaan fisik yang melibatkan sejumlah pekerja kasar, persiapan peringatan kemerdekaan Indonesia juga dilakukan oleh para elite Istana.

Salah satu kegiatan rutin menjelang peringatan kemerdekaan adalah pemberian bintang tanda jasa, kehormatan, dan gelar kepada orang-orang yang dinilai berjasa bagi negara.

Berdasarkan informasi, salah satu penerima tanda jasa adalah Ani Yudhoyono, istri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Hal itu dibenarkan oleh Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha.

Sementara itu, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto yang juga Ketua Dewan Bintang Tanda Jasa, Kehormatan, dan Gelar menyatakan, pemberian tanda jasa kepada istri atau suami mantan presiden dan wakil presiden didasarkan oleh penghargaan negara atas pengabdian dan kegiatan sosial yang mereka lakukan selama mendampingi pasangan.

Djoko mengatakan, penghargaan tersebut juga diberikan karena jasa mereka yang luar biasa bagi keutuhan dan kejayaan bangsa dan negara serta darma bakti mereka yang diakui secara luas, baik nasional maupun internasional, sesuai yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Kehormatan.

"Suami atau istri presiden pasti sangat banyak kegiatan sosialnya, sama halnya dengan para suami atau istri mantan wakil presiden," kata Djoko.

Benar saja, pada upacara penganugerahan bintang tanda jasa di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (12/8/2011) pukul 15.00, Presiden Yudhoyono menyematkan Bintang Republik Indonesia Adipradana kepada istrinya, Kristiani Herawati Yudhoyono yang lebih sering disapa dengan Ani Yudhoyono.

Bintang jasa itu diberikan atas jasa Ani mendampingi Presiden Yudhoyono sejak masa bakti pertama periode 2004-2009 hingga sekarang.

Penerima Bintang Republik Indonesia Adiprana lain adalah istri mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah; suami mantan Presiden Megawati Seokarnoputri, Taufiq Kiemas; serta Yang Dipertuan Agung Malaysia Tuanku Mizan Zainal Abidin.

Logo

Panitia Negara Perayaan Hari-hari Nasional dan Penerimaan Kepala Negara/Pemerintah Asing/Pimpinan Organisasi Internasional juga tidak kalah sibuk.

Pada suatu hari, beberapa wartawan menerima surat yang ditandatangani oleh seorang bernama Suprapto selaku Deputi Kepala Sekretariat Presiden Bidang Protokol, Pers, dan Media sekaligus sebagai Ketua I Bidang Kerumahtanggaan, Keprotokolan, Pers, dan Media Peringatan HUT Ke-66 RI 2011.

Surat dengan nomor belakang .../PANPEL/07/2011 itu mencantumkan tema peringatan kemerdekaan RI pada 2011, yaitu "Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945, Kita Tingkatkan Kesadaran Hidup dalam Kebhinnekaan untuk Kokohkan Persatuan NKRI, Kita Sukseskan Kepemimpinan Indonesia dalam Forum ASEAN untuk Kokohkan Solidaritas ASEAN".

Perihal, surat itu cukup jelas, yaitu permintaan kepada media massa untuk menyebarluaskan tema dan logo peringatan HUT ke-66 RI.

Sejumlah pejabat mendapat tembusan surat itu, yaitu Menteri Sekretaris Negara selaku Ketua Panitia Negara Perayaan Hari-hari Nasional dan Penerimaan Kepala Negara/Pemerintah Asing/Pimpinan Organisasi Internasional; Kepala Sekretariat Presiden selaku Ketua Pelaksana; Sekretaris Kementerian Sekretaris Negara selaku Sekretaris Panitia; Deputi Kepala Sekretariat Presiden Bidang Administrasi dan Pengelolaan Istana selaku Ketua Subbidang Kerumahtanggaan, Dana, dan Sponsor; serta Komandan Paspampres.

Surat itu dilampiri logo peringatan HUT ke-66 RI. Logo itu berlatar belakang putih. Figur angka 66 berwarna merah tercetak di atas latar belakang itu.

Di samping kanan atas angka 66 ada tujuh gambar bendera Merah Putih yang berkibar. Ketujuh bendera itu disusun dari atas ke bawah. Tulisan "Kemerdekaan Republik Indonesia" tercetak melengkung di bawah angka 66 dan tujuh bendera Merah Putih.

Hal yang menarik perhatian saat itu adalah deretan tujuh bendera dalam logo tersebut. Hal itu menjadi menarik karena tidak ada satu pun kombinasi angka dalam peringatan kemerdekaan tahun 2011 yang menyerempet angka tujuh.

Penelusuran kemudian melayang jauh ke belakang. Paling tidak logo peringatan kemerdekaan Indonesia tidak banyak berubah sejak 2005.

Pada Agustus 2005, atau hampir satu tahun pemerintahan Presiden Yudhoyono, panitia peringatan kemerdekaan menyiapkan sebuah logo berupa angka 60 dengan satu bendera merah putih di sisi kanannya.

Setiap tahun berikutnya, terjadi penambahan jumlah bendera, seiring dan selaras dengan penambahan usia pemerintahan Presiden Yudhoyono.

Sayangnya, surat dari panitia peringatan kemerdekaan tidak memuat penjelasan tentang makna logo tersebut.

Jika penelusuran pola perubahan logo beberapa tahun lalu itu benar, paling tidak logo peringatan kemerdekaan tiga tahun ke depan tidak akan banyak berubah, hanya angka dan jumlah bendera yang bertambah, disesuaikan dengan usia pemerintahan SBY.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Istana Berbenah Sambut 17 Agustus 2011

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Istana Kepresidenan Jakarta berbenah menyambut hari ulang tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-66. Sejak dua pekan lalu, Istana Kepresidenan baik Istana Merdeka dan Istana Negara dibuat tampak lebih menarik dan bersih.

Selain dicat, sejumlah sisi istana juga dipasang beberapa podium dan tenda untuk sejumlah rangkaian kegiatan HUT RI.

Di halaman Istana Merdeka dibuat tenda untuk acara peringatan detik-detik Proklamasi 17 Agustus nanti. Di belakangnya dibuat panggung dan tempat untuk resepsi acara yang rencananya akan dihadiri pejabat dan para diplomat asing serta para undangan lainnya.

Pantauan Tribunnews.com, Senin (15/8/2011), sekeling istana juga dipasangi umbul-umbul dan bendera dengan warna khas merah dan putih.

Presiden SBY akan memimpin langsung jalannya detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Merdeka 17 Agustus lusa.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Gerakan Salat Lenturkan Saraf Tubuh

  • Getty Images/Dan Kitwood

    Sumber: Komarudin Hidayat/Tribun News

    Kalau saja pesan salat bisa kita terapkan dalam pekerjaan dan aktivitas sehari-hari, tentu hasil kinerjanya akan optimal dan berkualitas. Dampak positif lain dari salat juga mendatangkan kesehatan.

    Jika kita perhatikan dan rasakan dalam gerakan-gerakan salat, dari mulai takbir mengangkat kedua tangan, ruku, sujud, duduk dan gerakan lainnya, jaringan saraf tubuh akan tetap lentur dan rileks.

    Dari banyak penelitian, sujud misalnya mampu membebaskan otak saraf dari kegelisahan, rasa resah dan tekanan kejiwaan. Kepasrahan yang dilakukan orang yang sujud membuat otak dan saraf menjadi tenang dan terasa kosong. Seorang yang salat telah berbagi keresahan dan kegelisahan hidupnya kepada Tuhannya sehingga akan terasa ringan.

    Dengan ucapan dan gerakan salat kita dapat menyatukan antara hati pikiran dan gerak untuk mencapai khusyuk. Mengapa tahajud pada waktu malam sangat ditekankan? Karena dalam keheningan malam itu kita akan merasakan kedekatan dengan Tuhan.

    Setiap gerakan salat adalah bahasa ritual, sejak dari mengangkat tangan, membungkukkan badan, sampai menundukkan kepala ke tanah. Semuanya itu, kalau saja dihayati dengan mendalam, jauh lebih ekspresif ketimbang ucapan seribu kata.

    Ketika seorang muslim bersujud dengan khusyuk menundukkan kepala dan menempelkan dahinya ke tanah, maka rangkaian kata-kata tidak cukup untuk mengungkapkan perasaan hatinya ketika bersimpuh menghadap Tuhan.

    Dengan demikian seseorang yang salat dengan tertib dan khusyuk akan mampu membuat dirinya dalam keyakinan tinggi untuk menjalani hidup serta kepasrahan tulus atas semua ketentuan Tuhan. Hidup akan tetap optimistis karena selalu dekat dengan Tuhan.

Sumber: http://id.custom.yahoo.com/ramadan/artikel-article/gerakan-salat-lenturkan-saraf-tubuh-731

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

SID Ungkap List Lagu Album Terbaru

SID Ungkap List Lagu Album TerbaruSeperti yang dirilis oleh tokyohive.com pada bulan Juli lalu bahwa salah satu band beraliran visual kei asal Jepang, yakni SID akan merilis sebuah single baru pada tahun ini. Pada saat itu, judul untuk lagunya sendiri belum terungkap. Tapi tidak untuk sekarang.

Single baru mereka disebut Itsuka, dan akan dirilis pada 28 September mendatang. Itsuka juga akan menjadi lagu pembuka untuk musik shoc TBS yang tayang September yakni CDTV.

Itsuka adalah single pertama dari band dalam 10 bulan terakhir ini. Lagunya ditulis oleh sang gitaris, Shinji. Sementara lagu Shuufuu ditulis oleh bassist mereka, Aki. Sedangkan lagu ketiga adalah versi live dari No LDK, lagu yang tersedia dalam album mereka, DEAD STOCK yang dirilis Februari lalu.

Ada tiga versi dari album terbaru SID, di mana dua di antaranya mencakup DVD.

Edisi Terbatas A (CD):1. Itsuka2. Shuufuu3. No LDK (live version dari konser DEAD STOCK 2011)(DVD)1. Konser DEAD STOCK 2011 - Dokumentasi spesial versi A

Edisi Terbatas B (CD):1. Itsuka2. Shuufuu3. No LDK (live version dari konser DEAD STOCK 2011)(DVD)1. Konser DEAD STOCK 2011 - Dokumentasi spesial versi B

Edisi Reguler(CD):1. Itsuka2. Shuufuu3. No LDK (live version dari konser DEAD STOCK 2011) (thv/aia)



Sumber: http://id.omg.yahoo.com/news/sid-ungkap-list-lagu-album-terbaru-153000975.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Syarifuddin Akui Gunakan Paspornya ke Malaysia dan Singapura

Syarifuddin Akui Gunakan Paspornya ke Malaysia dan SingapuraTRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyidik mengizinkan pulang M Syarifuddin, sepupu buronan KPK M Nazaruddin, usai menjalani pemeriksaan sekitar 24 jam di Mapolda Sumatera Utara, Medan, Rabu (10/8/2011) petang.

Syarifuddin diperiksa polisi sebagai saksi, lantaran paspor miliknya digunakan Nazaruddin dalam pelariannya di luar negeri hingga akhirnya tertangkap di Kolombia, Minggu (7/8/2011). Saat ini, tim dari pemerintah Indonesia tengah berupaya untuk melakukan proses pemulangan Nazaruddin dari Kolombia melalui proses deportasi atau ekstradisi.

Dalam pemeriksaan maraton hari kedua ini, Syarifuddin mengakui melakukan perjalanan ke Malaysia dan Singapura dengan menggunakan paspornya, sebagaimana data pihak Imigrasi. "Perjalanan pakai paspor ke Penang pada Mei 2011, dia mengakui. Dan perjalanan lewat pelabuhan di Batam, dia juga mengakui," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumut, Kombes (Pol) Raden Heru Prakoso, kepada Tribunnews.com, Rabu (10/8/2011) malam.

Menurut Raden, data penggunaan paspor dan perjalanan Syarifuddin didapat dari dari imigrasi tersebut Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemkumham) Sumut.

Pihak Imigrasi menyatakan, paspor bernomor S 068580 milik Syarifuddin diterbitkan pada 15 Juni 2008, dan baru digunakan ke bepergian ke Malaysian dan Singapura.

Pada 22 Mei 2011 pukul 06.42 GMT, Syarifuddin melakukan perjalanan dengan pesawat Sriwijaya Air dari Bandara Polonia, Medan, menuju Bandara Bayan Lepas, Penang, Malaysia. Ia kembali ke Indonesia melalui Bandara Polonia pada 26 Mei 2011 jam 10.11 GMT.

Selanjutnya, Syarifuddin melakukan perjalanan ke Malaysia melalui Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Kepulauan Riau, pada 18 Juni 2011 pukul 13.37 GMT. Ia baru kembali ke tanah air melalui pelabuhan yang sama pada 27 Juni 2011,pukul 18.47 GMT.

Hingga pemeriksaan selesai, penyidik Polda Sumut belum bisa membuktikan keterlibatan Syarifuddin atas pemberian paspor kepada saudaranya, Nazaruddin.

Syarifuddin bersikeras mengaku paspornya hilang di rumah pamannya. Ia tetap mengaku tidak tahu siapa yang mengambil paspor itu, apakah keluarganya atau orang lain. Bahkan, ia telah membuat laporan kehilangan paspornya itu di Polda Sumut.

Meski begitu, lanjut Raden, penyidik akan kembali memanggil Syarifuddin jika Mabes Polri hendak melakukan konfrontasinya dengan Nazaruddin terkait paspor tersebut.

"Iya, kita tunggulah koordinasi dari Mabes Polri saat Nazaruddin tiba di sini. Kan konfrontasi nanti bisa ditanyakan dan tahu siapa yang beri keterangan palsu atau tidak. Misal, Nazaruddin mengaku menerima paspor dari Syarifuddin, kan berarti di Syarifuddin beri keterangan palsu. Lalu, kita lihat alibinya dia apa. Atau benar hilang, lalu kapan bagaimananya, pasti ditanya," paparnya.



Sumber: http://id.berita.yahoo.com/syarifuddin-akui-gunakan-paspornya-ke-malaysia-dan-singapura-162910982.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

Akses Internet di Indonesia Melampaui Radio dan Surat Kabar

http://dotsemarang.blogdetik.com/files/2011/05/internet.jpgPenggunaan Internet di Indonesia telah melampaui media tradisional dan berada di peringkat kedua setalah televisi. Demikian hasil sebuah survei yang diselenggarakan Yahoo! dan TNS di kota-kota di seluruh Indonesia.

Meningkatnya ketersediaan paket biaya Internet yang murah dari operator dan semakin terjangkaunya smartphone yang mampu mengakses Internet telah mendorong pertumbuhan ini dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan ini juga berkontribusi terhadap meningkatnya penggunaan media sosial serta adopsi perdagangan elektronik.

Jaringan sosial menempati 89 persen dan menduduki posisi puncak dari daftar aktivitas online paling populer, disusul dengan portal Web di 72 persen. Sementara itu, penggunaan mesin pencari tumbuh 70 persen, dan aktivitas membaca berita di 61 persen. Hasil ini mungkin sedikit mengejutkan karena jaringan sosial tidak mencapai hasil persentase yang lebih tinggi, padahal adopsi dan penggunaan jejaring sosial sangat luas di kalangan pengguna Internet Indonesia.

Hasil survei ini telah berubah secara signifikan sejak pertama kali dilakukan. Pada tahun 2009, semua kegiatan di atas diwakili oleh sekitar 57 persen dari responden kecuali untuk aktivitas membaca berita yang hanya 47 persen.

Pergeseran ini dapat dengan mudah dikaitkan dengan pertumbuhan penggunaan Internet di masyarakat Indonesia yang berumur antara 15 hingga 24 tahun yang mencari hiburan, musik, game, dan platform diskusi online.

Namun penelitian ini juga mengungkapkan, sementara pengunaan Internet di kalangan penduduk lebih muda telah mencapai pertumbuhan yang lebih besar, pengguna Internet tengah baya Indonesia mengakses Internet secara lebih sering.

Kembali pada tahun 2009, warung Internet adalah lokasi yang dominan bagi masyarakat Indonesia untuk mengakses Internet, namun dengan munculnya paket Internet yang lebih terjangkau dan pertumbuhan perangkat mobile, kunjungan ke lokasi-lokasi seperti itu turun dari 89 persen menjadi hanya 60 persen.

Penggunaan Internet menggunakan ponsel meroket dari 22 persen menjadi 58 persen sementara akses Internet dari rumah bertumbuh dua kali lipat dari 16 persen menjadi 32 persen.

Walau angka dari penelitian ini agak berbeda dengan hasil parsial dari survei Nielsen yang dirilis bulan ini, keduanya menunjukkan tren penggunaan Internet yang serupa. Kedua survei menemukan bahwa perangkat mobile adalah sarana yang memberikan dampak signifikan pada peningkatan penggunaan Internet di masyarakat Indonesia.

Survei Yahoo! dan TNS mencakup hampir 3000 responden berusia antara 15 dan 50 di semua segmen sosial ekonomi yang telah menggunakan Internet antara Januari dan Maret tahun 2011.

DailySocial.net adalah sebuah blog yang membahas teknologi web dan internet dari dalam dan luar negeri, strategi perusahaan IT/Web global, dan juga memperkenalkan startup-startup Indonesia. Blog ini didirikan Rama Mamuaya.



Sumber: http://id.berita.yahoo.com/blogs/jagat-pintar/akses-internet-di-indonesia-melampaui-radio-dan-surat-110514575.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments